TIPS TRIK EFOOTBALL PES FIFA AND OTHER GAMES

Diberdayakan oleh Blogger.

Fakta Keluarga Miskin Di Korea Selatan

Fakta Keluarga Miskin Di Korea Selatan

Saya mengumpulkan beberapa artikel orang miskin (Korsel) sebagai gambaran.

Mereka disebut "Binmin (빈민, 貧民)" dalam bahasa Korea, yang berarti "Orang miskin." Mereka terlihat seperti orang Korea Selatan pada tahun 1950-1970-an.

Mereka biasanya tinggal di 판잣집 (Panjatjib : Rumah gubuk) disekitar 판자촌 (Panjachon : Pedesaan Gubuk).

Kata-kata Korea tentang (sebutan) Desa dan Orang miskin :
가난 (ganan [kanan]) <Kb>
Kemiskinan, Miskin.
Synonyms : 어려움 (Eoryeoum), 빈곤 (Bin-gon), 빈궁 (Bin-gung), 궁색 (Gungsaek)
빈민 (Binmin, 貧民, [Pinmin]) <Kb>
Si miskin, Orang miskin.
기초생활수급자 (Gicho saenghwal sugeupja, 基礎生活受給者 [kitɕʰoseŋɦʷal sugɯp̚t͈ɕa]) <noun> Secara Teknis
Orang-orang yang mendapatkan bantuan minimum atau bantuan dasar dari pemerintah.
Synonyms : 거지 (Geoji), 걸인 (Georin), 걸식자 (Geolsikja) — Dua kata terakhir diartikan Pengemis. Jadi, mereka berada dalam status yang lebih buruk daripada 빈민 (Orang miskin) atau 기초생활수급자 (Masyarakat yang mengandalkan bantuan pemerintah).
쪽방 (jjokbang [t͈ɕok̚p͈aŋ]) <Kb>
Ruangan petak, terutama tempat tinggal orang miskin.
판잣집 (panjajib, 板子집 [pʰandʑat̚t͈ɕip̚]) <Kb>
Rumah Gubuk
판자촌 (panjachon, 板子村 [pʰandʑatɕʰon]) <Kb>
Pedesaan Gubuk
Synonyms : 쪽방촌 (Jjokbangchon), 달동네 (Daldongne), 빈민가 (Binmin-ga), 슬럼 (Seuleom : dari kata Slum : Daerah kumuh)
Desa-desa miskin tersebut seperti ini :
Tempat yang sangat tidak terorganisir dan terorientasi seperti yang anda lihat, benar-benar terlihat sangat tua dan kotor. Sepertinya sangat sulit tersedia layanan Wifi. Banyak desa kumuh terletak di atas bukit serta daerah seperti itu dihindari (Orang Korea) karena aksesibilitasnya dalam hal keluar dan masuk (Desa) yang sulit. Jadi, area bukit jauh lebih murah daripada daerah dataran rendah, yang mana (Membuat) banyak penduduk miskin tinggal di sana.

Lalu, bagaimana mereka tinggal di sana ?
Ini adalah briket batu bara dan sebuah pemanas ruangan menggunakan briket tersebut. Beberapa orang miskin bahkan tidak memiliki pemanas ruangan yang sangat umum di Korea Selatan di rumah mereka, sehingga mereka perlu menggunakan briket batu bara atau bahkan pemanas berbahan kayu bakar.
Kebanyakan orang miskin di Korea Selatan mengumpulkan kertas dan kardus untuk mendapat uang.
Mereka mengumpulkan kardus-kardus walaupun dalam cuaca panas atau dingin, hujan atau bersalju. Mereka melakukan ini sepanjang hari dan hanya mendapatkan 6.000 hingga 7.000 Won, atau sekitar 70.000 hingga 85.000 Rupiah. Jadi, mereka hanya makan satu atau dua kali sehari dengan Ramyeon, ramen instan Korea. Terkadang ketika mereka mendapatkan barang-barang yang masih bagus untuk digunakan dari sampah pembuangan, maka mereka benar-benar (akan) menggunakannya, seperti pakaian.
Tidak perlu dikatakan lagi, kalau mereka juga tidak punya waktu untuk (sekedar mengerjakan) hobinya (Karena sibuk cari makan).
Gambar di atas adalah contoh kehidupan di Gubuk. Mereka hampir tidak memiliki mesin elektronik jenis 21C seperti mesin cuci, ponsel, mesin pendingin.

Dalam keadaan seperti ini, mereka bisa dengan mudah menderita penyakit parah dan (penyakit akibat) serangga seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan bahkan tikus.

Yang menyedihkan adalah (tempat tinggal) mereka tidak mudah dijumpai di perkotaan atau di kota besar. Ini karena (Rumah) mereka tersembunyi dari bangunan sekitar atau gedung tinggi lainnya. Jadi, biasanya orang-orang tidak akan mengenali orang miskin di sekitar kehidupan sehari-hari mereka. Dengan kata lain, (hidup) mereka terisolasi.

Akibatnya, mereka terkadang meninggal di rumah mereka tanpa pengakuan dari orang lain. Kemudian, seseorang (terpaksa) memanggil polisi karena baunya yang kemudian begitu menyengat. Dan akhirnya, mayat ditemukan membusuk di rumah mereka.

“상황이 이렇다 보니, 혼자 쪽방촌에서 살던 거주자가 사망한 후에야 발견되는 안타까운 사고도 있었다. 지난해 6월 영등포구 쪽방촌에서는 50대 남성이 숨진 채 발견됐다. 사인은 심근경색이었다. 이 남성이 발견된 지 1시간이 뒤, 불과 30m 떨어진 곳에서 또 다른 시신이 발견됐다. 사인은 일산화탄소 중독이었다.”

“Karena keadaan mereka (Yang buruk) seperti ini, terdapat sebuah insiden menyedihkan bahwa (seseorang) ditemukan telah meninggal. Seorang warga yang tinggal sendirian di sebuah kamar petak sempit. Pada Juni tahun lalu, seorang pria berusia 50-an ditemukan tewas di sebuah desa kumuh di Yeongdeungpo-gu (Seoul). Penyebab kematiannya adalah myocardial infarction (MI = Serangan jantung). Satu jam setelah pria tersebut ditemukan, mayat lainnya ditemukan hanya berjarak 30 meter jauhnya. Penyebab kematiannya adalah keracunan karbon monoksida. ”
<Ringkasan>
  1. Kebanyakan orang miskin di Korea Selatan tinggal di kota kumuh.
  2. Mereka tidak mudah dikenali di perkotaan atau di kota besar.
  3. Kehidupan mereka sangat berbahaya dan tidak higienis.
  4. Banyak dari mereka mengumpulkan sampah sepanjang hari hanya untuk 70.000 hingga 85.000 Rupiah.

● Pengalaman pribadi juga pernah menemui pengemis, pemulung kardus dan gelandangan di Korsel yang kebanyakan dari mereka tinggal diarea yang terisolasi dihimpit bangunan yang lebih besar. Mereka tinggal di kamar petak, kamar gubuk, rumah reot dan sebagainya...
● Kadang orang miskin di Korsel juga mempunyai Tv dan Kulkas… Yang kebanyakan dibeli murah dari 중고가게 (Jung-go gage) : Toko barang bekas

● Soal Wifi, saya kira daerah kumuh Korsel masih terjangkau dengan Wifi. Karena di dekat pabrik tempat saya kerja di Korsel dulu juga terdapat area perkampungan, dan masih dapat dijangkau Wifi. Mungkin maksud penulis, warga miskin sulit mendapat akses Wifi karena biayanya lebih mahal dari penghasilan.
Area kampung dekat pabrik dulu di Kota Gimhae, Korsel.
판자촌 atau Desa gubuk Guryeong, distrik Gangnam, Seoul.
Contoh 쪽방 (Kamar petak sempit)
Contoh 쪽방촌 (Deretan kamar petak)
Contoh 판자촌 (Desa gubuk-gubuk) Distrik Seocho gu, Seoul.
Contoh 판자집 (Rumah gubuk) di kota Daejon
Apapun yang terjadi dalah hidupmu, syukurilah alur kehidupanmu ...

Sumber : Triono Faqoth /Quora

Tag : Info
Share :
0 Komentar untuk "Fakta Keluarga Miskin Di Korea Selatan"

Back To Top